AddUrlYahoo Tanaman Obat Keluarga: Juni 2010

Followers

.

RUMPUT TEKI

Diposting oleh Damar Selasa, 22 Juni 2010 0 komentar


Rumput teki tumbuh liar di tempat terbuka atau sedikit terlindung dari sinar matahari seperti di tanah kosong, tegalan, lapangan rumput, pinggir jalan atau di lahan pertanian. Tumbuhan ini terdapat pada ketinggai 2-3000 meter diatas permukaan laut. Dan tumbuh sebagai gulma yang susah diberantas. 

Khasiat Rumput Teki :

1. Kulit memar. Ambil rumput teki segar, cuci bersih dan digiling halus. Selanjutnya tempelkan pada bagian yang sakit.

2. Radang kuku. Ambil rumput teki dan biji kenari, giling sampai halus. Selanjutnya bungkus dengan daun pisang dan panaskan. Setelah panas, tempelkan pada bagian kuku yang sakit, dan langsung dibalut.
  
3. Nyeri lambung. Ambil 30 gram rumput teki dan 15 gram lengkuas. Kedua bahan dikeringkan dan digiling hingga menjadi bubuk. Seteleh jadi, ambil sebanyak 3 gram, seduh dengan air panas secukupnya, dan diminum selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari.

4. Busung atau bengkak karena cairan. Ambil 10 gram rumput teki. Dicuci bersih dan digiling halus. Seduh dengan 150cc air panas, saring dan tambahkan madu. Minum ramuan ini selagi hangat. Lakukan 2 kali sehari.

5. Haid tidak teratur atau sakit haid. Siapkan 6-9 gram rumput teki kering. Rebus dengan 400cc air, hingga tersisa setengahnya. Saring dan minum airnya.

6. Keputihan. Siapkan 10 gram umbi rumput teki kering dan 15 gram kulit delima kering. Rebus semua bahan dengan 500cc air, hingga tersisa 200cc. Saring dan minum airnya.  

7. Memperlancar buang air kecil. Siapkan 10 gram umbi rumput teki kering dan 60 gram akar alang-alang. Semua bahan direbus dengan 600cc air hingga tersisa setengahnya. Saring dan minum airnya.

8. Kencing batu. Siapkan 10 gram umbi rumput teki kering, 4 lembar daun alpukat, 30 gram keji beling dan gula aren secukupnya. Rebus semua bahan dengan 600cc air, hingga tersisa setengahnya. Saring dan minum airnya. Lakukan setiap 2 kali sehari sebanyak 150cc setiap kali minum.

9. Sakit gigi. Siapkan 6 gram umbi rumput teki. Haluskan, dan seduh dengan 200cc air panas, tambahkan madu dan minum airnya.

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis

Rumput teki berasa sedikit pedas, pahit dan manis. Berkhasiat menormalkan siklus haid, menghilangkan rasa sakit (analgesik), penenang (sedative). Rumput teki merupakan obat penting untuk gangguan kesehatan pada wanita.


sumber : Prof HM Hembing Wijayakusuma, Ketua Umum Himpunan Pengobat Tradisional dan Akupuntur se-Indonesia (HIPTRI)

 

DAUN MANGKOKAN

Diposting oleh Damar Senin, 14 Juni 2010 0 komentar

Tumbuhan ini sering ditanam sebagai tanaman hias atau tanaman pagar. Tetepi sering juga ditemukan tumbuh liar di ladang atau di tepian sungai. Tumbuhan mangkokan jarang berbunga atau tidak pernah berbunga, dan sangat menyukai tempat terbuka yang banyak sinar matahari. Dan dapat tumbuh pada ketinggian 1-200m dpl.

Perbanyakan tanaman ini melalui stek, hanya perlu potongan batang, lalu ditanam di tanah hingga masuk sampai beberapa cm. Daun mangkokan berbentuk bulat, dengan bagian tepi menekuk ke atas, hingga menyerupai mangkok. Di beberapa daerah, daun mangkokan dikenal dengan nama yang berbeda-beda : godong mangkokan (jawa), mamanukan (sunda), puring (madura), mangko-mangko (makasar), papeda (ambon) dan masih banyak lagi.
Khasiat Daun Mangkokan :
1. Luka, daun mangkokan segar secukupnya dicuci bersih dan digiling halus. Taruh diatas luka, lalu dibalut. Ganti 2-3 kali sehari.

2. Rambut Rontok, daun mangkokan yang sudah tua dan segar dicuci bersih dan digiling halus.Tambahkan sedikit minyak kelapa sambil diaduk sampai seperti bubur, kemudian saring dan peras. Hasil perasan dioleskan ada kulit kepala sambil dipijat2 ringan. Biarkan sampai kering, lalu rambut dicuci sampai bersih. Lakukan setiap hari.

3. Susah Buang Air Kecil, daun mangkokan yang sudah tua dan segar direndam dalam air panas beberapa saat. Angkat, lalu hanga-hangat dikompreskan pada perut bagian bawah. 

4. Radang Payudara, pembengkakan disertai bendungan ASI. Daun mangkokan yang sudah tua, diremas dengan minyak kelapa dan sedikit kunyit yang telah duparut. Panaskan diatas api, hangat-hangat di taruh di atas payudara yang membengkak.

5. Menghilangkan nafas tak segar dan bau keringat, ambil sebanyak 7 lembar daun mangkokan yang sudah tua dan segar, kemudian kukus atau dimakan mentah-mentah sebagai lalapan. Lakukan selama kurang lebih 7 hari, InsyaAllah bau mulut akan segera pergi.

Selain sebagai tanaman hias dan tanaman obat, daun mangkokan banyak juga dimanfaatkan sebagai bumbu dapur dalam masakan. Daunnya yang muda enak dimakan. Di pulau Sumatra, biasanya dicampurkan dalam masakan Gulai Banak (otak). Selain itu daun yang muda bisa diolah menjadi campuran urapan mentah, campuran pepes maupun pecel. Aromanya khas, seperti daun kenikir, sehingga daun ini juga biasa digunakan untuk mengurangi aroma amis pada hidangan ikan, jeroan maupun daging.

Kandungan Kimia dan Efek Farmakologis :

Beberapa bahan kimia yang terkandung dalam tanaman ini antara lain, alkaloid, saponin, plafonoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin A, B1 dan C.
Sedangkan efek Farmakologisnya diantaranya anti inflamasi, anti radang, peluruh air seni (diuretik) dan anti rambut rontok.

sumber : Tumbuhan Obat dan Khasiatnya 2, H Arief Hariana. ATLAS Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I, Dr. Setiawan Dalimartha.


KUNIR PUTIH

Diposting oleh Damar Sabtu, 05 Juni 2010 0 komentar

Sekarang ini jumlah penderita kanker semakin meningkat dan bearada pada peringkat yang tinggi sebagai penyebab kematian. Pada umumnya penyakit kanker baru diketahui pada stadium lanjut, sehingga pengobatannya menjadi lebih sulit. Pengobatan dengan cara modern masih dirasa banyak memberikan efek samping, sedangkan prosentase keberhasilannya belum cukup maksimal, sehingga perlu ditunjang dengan pengobatan alternatif atau pengobatan tradisional. Salahsatu pengobatan alternatif tersebut adalah dengan menggunakan kunir putih (Curcuma zedoaria). Dari tanaman ini bagian yang paling berkhasiat adalah rimpangnya.

Tetapi tidak semua jenis kunir putih merupakan obat anti kanker. Ditengah – tengah masyarakat sejak lama dikenal 2 jenis kunir putih,  yaitu kunir putih gombyok atau kunir putih pepet. Kunir ini manfaatnya untuk therapi penyakit diare dan disentri saja, seperti yang ditulis dalam buku Obat Asli Indonesia karangan Prof. Dr. Seno Sastroamijoyo. Jenis kunir ini mempunyai ciri sebagai berikut : Umbinya berwarna putih, berbentuk bintil-bintil, air ekstraknya lengket dan pekat dan bila dijadikan bubuk akan berwarna putih.

Jenis kedua adalah jenis kunir putih beraroma mangga, yaitu Curcuma Zedoaria dan Curcuma Mangga. Keduanya bermanfaat menyembuhkan kanker dan tumor . Dari hasil penelitian Chan Minyi dkk dalam bukunya Anti Cancer Medical Herbs, ternyata Curcuma Zedoaria mempunyai efektifitas yang lebih tinggi untuk mengatasi kanker dan tumor.
Khasiat anti oksidan didapat dari imunomodulator, zat ini mampu memperbanyak jumlah limfosit, meningkatkan toksisitas sel pembunuh kanker dan sintesis antibodi spesifik. Penggunaan kunir putih dengan diparut lalu hasil parutan diperas dan airnya diminum.
Menurut hasil penelitian American Institute Cancer Report ( New York Time ) 1 Juni 1999 dan juga oleh pakar Fakultas Farmasi ataupun PAU Bioteknologi serta PPOT UGM Yogyakarta dalam kunir putih ini mengandung :
1. RIP ( Ribosome Inacting Protein ) berfungsi:menonaktifkan perkembangan sel kanker dan merontokkan sel kanker tanpa merusak jaringan sekitarnya serta memblokir pertumbuhan sel kanker.
2. Zat Anti Oksidan, mencegah kerusakan gen.
3. Zat anti Curcumin, sebagai anti inflamasi ( anti peradangan ).

Curcuma Zeodaria dipadu dengan Curcuma Mangga dapat menyembuhkan:
1. Kanker : leher rahim , payudara, hati , paru – paru, leukimia, otak dan penyakit lain yang berhubungan dengan kanker dan tumor.
2. Peradangan dalam : maag, ambeien, radang tenggorokan, radang hati, bronkhitis, amandel, nyeri haid, keputihan, jerawat atau bisul, diabetes, asma.
3. Anti lemak : darah tinggi, stroke, jantung, asam urat, menurunkan kolesterol.

Mekanisme Kerja
Kanker merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel – sel jaringan tubuh yang baru (neoplasma), tidak normal (hasil mutasi genetis sel), cepat, dan tidak terkendali. Oleh karena itu, kanker bukanlah penyakit infeksi akibat serangan kuman. Kanker tumbuh dari sel – sel organ yang mengalami mutasi genetis. Mutasi genetis meerupakan sel yang tumbuh tidak normal dan bersifat destruktif (tidak mengikuti hukum pertumbuhan sel dan cenderung merusak). Zedoarin, kurdiona dan kurkumol. Zat-zat tersebut ternyata bersifat anti neoplastik merusak pembentukan ribosoma pada sel-sel kanker dan jaringan liar dengan cara meningkatkan pembentukan jaringan fibroblast di sekeliling jaringan kanker, lalu membentuk lapisan limfosit dalam sel-sel jaringan kanker dan membungkusnya, sehingga sel-sel jaringan kanker tersebut tidak dapat berkembang, akhirnya sel-sel kanker akan mati, dan tidak menimbulkan bahaya lagi.

Sebagai catatan penting, salah satu dampak negatif dari kunir putih adalah mengurangi kemampuan sel darah putih, juga kunir putih tidak baik untuk ibu hamil dan menyusui. Sehingga pemakaiannya juga harus diperhatikan. 

Saat ini mudah sekali mendapatkan kunir putih di pasaran, bahkan di pasar-pasar tradisional. Hanya perlu diperhatikan jenis kunir yang akan dibeli (seperti yang telah dijelasakan di atas). Bahkan untuk memudahkan konsumen, di toko-toko obat banyak disediakan kunir putih dalam bentuk kapsul atau instan bubukan. Untuk yang ingin meramu sendiri, berikut ini cara-cara yang dianjurkan untuk mengeringkan kunir putih sebelum dibuat kunir instan :

CARA MENYIMPAN KUNIR

Cara satu dikeringkan dengan sinar matahari.
1. Kunir putih bersih, kalau perlu dikupas juga bisa..
2. Kunir diris-iris, jangan tipis-tipis, agak tebal, kira-kira ½ sampai 1 cm
3. Irisan langsung direndam dengan hangat agar kambium menutup, jadi saat dikeringkan nanti kandungannya tidak hilang.
4. Tiriskan
5. Jemur dengan posisi merata, jangan tumpang tindih, taruh kain tipis diatasnya supaya sinar matahari tidak mengenai kunir secara langsung.
6. Setelah kering, simpan dalam wadah tertutup, toples atau plastik.
7. Untuk meminumnya, tinggal diseduh dengan air hangat seperti teh.

 

Cara kedua ,
Ini disarankan bagi tidak suka dengan rasa pahit kunir, tapi bagi yang punya penyakit diabetes kami sarankan tidak pakai cara ini.
1. Kunir dicuci bersih, kalau perlu dikupas tidak masalah.
2. Diparut, diambil airnya, bisa ditambah air putih matang satu gelas
3. Ampasnya dibuang
4. Untuk satu kilo kunir siapkan campurannya, gula pasir 2 sampai 3 kg.
5. Tapi, untuk membut 1kg kunir, sarinya tadi pisahkan jadi 3 bagian. Jadi harus dimasak perbagian
6. Satu bagian tadi campurkan dengan satu kilo gula pasir, goreng dalam wajan teflon tanpa minyak dengan api kecil.
7. Aduk terus menerus seperti mengaduk jenang, nanti lama-lama adonan akan mengkristal seperti gula.
8. Hasil akhir akan didapatkan kunir instan seperti yang dijual di toko-toko.
8. Lakukan hal yang sama pada sisa adonan satu persatu..






| edit post

MAHKOTA DEWA

Diposting oleh Damar 0 komentar

Mahkota Dewa dalam bahasa Botani disebut (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) atau
Phaleria Papuana. Sebenarnya darimana asalnya belum bisa diketahui secara pasti, tapi kalau dilihat dari namanya kemungkinan besar tanaman ini berasal dari Papua, Irian Jaya. Namun entah mengapa tanaman ini banyak ditemukan di Keraton Mangkunegaran (Solo) dan Keraton Yogyakarta. Sudah sejak lama, di kedua tempat ini tanaman Mahkota Dewa dikenal sebagai tanaman obat, menilik dari khasiatnya yang luar biasa. Mahkota Dewa dapat tumbuh di tanah yang subur dengan ketinggian 10-1200m dpl. Seluruh bagian dari tanaman ini bisa dipergunakan sebagai obat alami, tetapi bagian buah yang paling banyak digunakan, disamping daun dan batang. Buah Mahkota dewa berbentuk bulat, diameter 3-5 cm, ketika muda warnanya hijau dan merah  cerah setelah masak. Perbanyakan tanaman ini dengan cangkok atau ditanam bijinya. Perbanyakan dengan biji, umumnya akan menghasilkan buah setelah tanaman berumur sekitar 10-12 bulan, sedangkan kalau melalui pencangkokan biasanya lebih cepat. 


Salah satu buku yang membahas tentang tanaman ini adalah " Mahkota Dewa, Obat Pusaka Para Dewa, Ning Harmanto, Agro Media Pustaka, Cetakan Keempat April 2002 " Dalam buku ini disebutkan , Mahkota Dewa  berkhasiat untuk mengobati kanker, lever, ginjal, diabetes, asam urat, jantung, dan penyakit lainnya. Buku ini mengupas berbagai persoalan tentang penyakit, khususnya pemanfaatan Mahkota Dewa. Terbagi dalam empat bab pembicaraan. Pertama, tentang tanaman pusaka dari tanah Papua. Kedua, pembudidayaan Mahkota Dewa. Ketiga, pengobatannya dan keempat pemanfaatannya. Buku ini dilengkapi gambar-gambar dan pengalaman orang-orang yang pernah merasakan manfaat dari tanaman ini.
 
Berdasarkan penelitian, kandungan kimianya cukup besar, tetapi literaturnya sangat terbatas. Juga dalam literatur kuno, hanya disebutkan kegunaan biji buahnya yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis. Toh, akhirnya ditemukan kandungan lainnya. Dokter Regina Sumastuti, misalnya dari Fakultas Kedokteran UGM, berhasil membuktikan bahwa tanaman ini mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Jadi, dari sudut pandang ilmiah, Mahkota Dewa bisa dipakai untuk menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan oleh histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma dan sesak nafas. Penelitian Dokter Regina juga membuktikan bahwa tanaman ini mampu berperan sebagai oxytosin atau sintosinon, yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga bisa memperlanar proses persalinan. Sehingga berbahaya dikonsumsi untuk ibu-ibu yang hamil muda.

Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan. 

INDIKASI : Kulit buah dan daging buah digunakan untuk: - disentri, - psoriasis, dan jerawat. Daun dan biji digunakan untuk pengobatan: - penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.

CARA PEMAKAIAN : Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat. 
Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul. 


KOMPOSISI : Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.



Beberapa contoh pemanfaatan tanaman ini :

DIARE/DISENTRI
1. Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit.
2. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus. 
3. Lakukan 2--3 kali dalam sehari. 

PSORIOSIS
1. Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering. 
2. Rebus ini dengan satu liter air dengan api besar. 
3. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya. 
4. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya. 
Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya. 

EKSIM DAN GATAL-GATAL
1. Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus.
2. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut. 
3. Ganti balutan ini 2-3 kali dalam sehari.

Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi. Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan. Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.


| edit post
Selamat Datang.......
Wadah untuk berbagi info seputar kesehatan dan obat-obatan herbal warisan leluhur

- Bisnis -

Ad