Mahkota Dewa dalam bahasa Botani disebut (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl) atau
Phaleria Papuana. Sebenarnya darimana asalnya belum bisa diketahui secara pasti, tapi kalau dilihat dari namanya kemungkinan besar tanaman ini berasal dari Papua, Irian Jaya. Namun entah mengapa tanaman ini banyak ditemukan di Keraton Mangkunegaran (Solo) dan Keraton Yogyakarta. Sudah sejak lama, di kedua tempat ini tanaman Mahkota Dewa dikenal sebagai tanaman obat, menilik dari khasiatnya yang luar biasa. Mahkota Dewa dapat tumbuh di tanah yang subur dengan ketinggian 10-1200m dpl. Seluruh bagian dari tanaman ini bisa dipergunakan sebagai obat alami, tetapi bagian buah yang paling banyak digunakan, disamping daun dan batang. Buah Mahkota dewa berbentuk bulat, diameter 3-5 cm, ketika muda warnanya hijau dan merah cerah setelah masak. Perbanyakan tanaman ini dengan cangkok atau ditanam bijinya. Perbanyakan dengan biji, umumnya akan menghasilkan buah setelah tanaman berumur sekitar 10-12 bulan, sedangkan kalau melalui pencangkokan biasanya lebih cepat.
Salah satu buku yang membahas tentang tanaman ini adalah " Mahkota Dewa, Obat Pusaka Para Dewa, Ning Harmanto, Agro Media Pustaka, Cetakan Keempat April 2002 " Dalam buku ini disebutkan , Mahkota Dewa berkhasiat untuk mengobati kanker, lever, ginjal, diabetes, asam urat, jantung, dan penyakit lainnya. Buku ini mengupas berbagai persoalan tentang penyakit, khususnya pemanfaatan Mahkota Dewa. Terbagi dalam empat bab pembicaraan. Pertama, tentang tanaman pusaka dari tanah Papua. Kedua, pembudidayaan Mahkota Dewa. Ketiga, pengobatannya dan keempat pemanfaatannya. Buku ini dilengkapi gambar-gambar dan pengalaman orang-orang yang pernah merasakan manfaat dari tanaman ini.
Berdasarkan penelitian, kandungan kimianya cukup besar, tetapi literaturnya sangat terbatas. Juga dalam literatur kuno, hanya disebutkan kegunaan biji buahnya yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar, misalnya untuk obat kudis. Toh, akhirnya ditemukan kandungan lainnya. Dokter Regina Sumastuti, misalnya dari Fakultas Kedokteran UGM, berhasil membuktikan bahwa tanaman ini mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan penangkal alergi. Jadi, dari sudut pandang ilmiah, Mahkota Dewa bisa dipakai untuk menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan oleh histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma dan sesak nafas. Penelitian Dokter Regina juga membuktikan bahwa tanaman ini mampu berperan sebagai oxytosin atau sintosinon, yang dapat memacu kerja otot rahim sehingga bisa memperlanar proses persalinan. Sehingga berbahaya dikonsumsi untuk ibu-ibu yang hamil muda.
Daun dan kulit buah bisa digunakan segar atau yang telah dikeringkan, sedangkan daging buah digunakan setelah dikeringkan.
INDIKASI : Kulit buah dan daging buah digunakan untuk: - disentri, - psoriasis, dan jerawat. Daun dan biji digunakan untuk pengobatan: - penyakit kulit, seperti ekzim dan gatal-gatal.
CARA PEMAKAIAN : Belum diketahui dosis efektif yang aman dan bermanfaat.
Untuk obat yang diminum, gunakan beberapa irisan buah kering (tanpa biji). Selama beberapa hari baru dosis ditingkatkan sedikit demi sedikit, sampai dirasakan manfaatnya. Untuk penyakit berat, seperti kanker dan psoriasis, dosis pemakaian kadang harus lebih besar agar mendapat manfaat perbaikan. Perhatikan efek samping yang timbul.
KOMPOSISI : Daun mahkota dewa mengandung antihistamin, alkaloid, saponin, dan polifenol (lignan). Kulit buah mengandung alkaloid, saponin, dan flavonoid.
PENENTUAN STRUKTUR KIMIA : Penentuan struktur kimia antioksidan benzofenon glikosida dari ekstrak n-butanol buah mahkota dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff) Boerl)
Beberapa contoh pemanfaatan tanaman ini :
DIARE/DISENTRI
1. Rebus kulit buah mahkota dewa yang sudah dikeringkan (15 g) dengan dua gelas air sampai mendidih selama 15 menit.
2. Setelah dingin, saring clan minum airnya sekaligus.
3. Lakukan 2--3 kali dalam sehari.
PSORIOSIS
1. Belah buah mahkota dewa segar (tiga buah), bijinya dibuang, lalu iris tipis-tipis dan jemur sampai kering.
2. Rebus ini dengan satu liter air dengan api besar.
3. Setelah mendidih, kecilkan api dan rebus sampai airnya tersisa seperempatnya.
4. Setelah dingin, saring dan minum airnya sehari dua kali, masing-masing separuhnya.
Jika timbul gejala keracunan, turunkan dosis atau hentikan penggunaannya.
EKSIM DAN GATAL-GATAL
1. Cuci daun mahkota dewa segar secukupnya, lalu giling sampai halus.
2. Tempelkan pada bagian yang sakit, lalu balut.
3. Ganti balutan ini 2-3 kali dalam sehari.
Penggunaan tanaman obat harus berdasarkan asas manfaat dan keamanan. Jika bermanfaat untuk penyembuhan penyakit, tetapi tidak aman karena beracun, harus dipikirkan kemungkinan timbulnya keracunan akut maupun keracunan kronis yang mungkin terjadi. Bagian buah, terutama bijinya beracun. Jika buah segar dimakan langsung, bisa menyebabkan bengkak di mulut, sariawan, mabuk, kejang, sampai pingsan. Menggunakan dengan dosis berlebihan dalam waktu lama bisa menimbulkan efek samping, seperti sakit kepala kronis.
0 komentar